Bagi pasangan suami-isteri, terutama pihak suami, malam Jumaat itu “keramat”. Sebabnya tentu saja, kerana ada anjuran untuk berjima’ di malam ini. Dalam sunnah, ada kewajiban. Dalam kewajiban ada sunnah. Sungguh indah Islam! Lebih dari itu, dalam kewajiban dan sunnah tersebut, ada kenikmatan syahwat dunia yang halal. Halal, tentu berarti berpahala.
“Suami wajib menjimak isterinya sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan,” kata Ibnu Hazm, “kalau tidak, berarti ia durhaka terhadap Allah.”
Jika Ibnu Hazm berbicara tentang kewajiban jima bagi suami isteri, Imam Al Ghazali menjelaskan mengenai kepatutannya.
“Sepatutnya suami menjimak isterinya pada setiap empat malam satu kali. Ini lebih baik,” kata ulama bergelar hujjatul Islam itu. Namun, Al Ghazali tidak memaknai batasan itu secara kaku. “Bahkan sangat bijaksana kalau lebih dari sekali dalam empat malam, boleh pula kurang dari itu, sesuai keperluan isteri.”
Baca selengkapnya »
“Suami wajib menjimak isterinya sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan,” kata Ibnu Hazm, “kalau tidak, berarti ia durhaka terhadap Allah.”
Jika Ibnu Hazm berbicara tentang kewajiban jima bagi suami isteri, Imam Al Ghazali menjelaskan mengenai kepatutannya.
“Sepatutnya suami menjimak isterinya pada setiap empat malam satu kali. Ini lebih baik,” kata ulama bergelar hujjatul Islam itu. Namun, Al Ghazali tidak memaknai batasan itu secara kaku. “Bahkan sangat bijaksana kalau lebih dari sekali dalam empat malam, boleh pula kurang dari itu, sesuai keperluan isteri.”